R.A Kartini, Pejuang Perempuan Indonesia - Alduin Biografi

R.A Kartini, Pejuang Perempuan Indonesia

Alduin Biography - Raden Adjeng Kartini ialah pahlawan atau dapat dimaksud pejuang Emansipasi wanita di Indonesia. Banyak prestasi yang sudah dicapai oleh RA Kartini dalam kesuksesan mengantar wanita Indonesia jadi lebih bertindak. Terutamanya dalam soal pemerataan pendidikan, diketahui jadi perintis kebangkitan wanita pribumi. Banyak yang bertanya-tanya tentang kisah hidup, kelebihan serta kehebatannya.

R.A Kartini, Pejuang Perempuan Indonesia - Alduin Biografi

Menulis buku yang fenomenal

"Habis Gelap Terbitlah Jelas" adalah buku berisi kelompok surat RA Kartini, dibukukan oleh J.H Abendonan (Menteri Agama serta Kebudayaan Hindia Belanda). Bila anda ingin tahu cerita hidup atau biografi RA Kartini lebih komplet dapat baca buku itu. Pertama kalinya diedarkan pada tahun 1911, buku ini berjudul "Door Duisternis tot Licht", berarti "Dari Kegelapan Ke arah Sinar". Lalu pada tahun 1922, buku diberikan dalam bahasa melayu dengan judul yang popular sekarang ini yakni "Hasbis Gelap Terbitlah Jelas". Pada perubahan seterusnya, diciptakan dalam bahasa Jawa serta Sunda. Berisi 5 bab bahasan dari serangkaian 87 surat yang sempat dicatat RA Kartini.


Biografi RA Kartini 

Lahir                       : Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879
Meninggal dunia     : Rembang, 17 September 1904, waktu berusia 25 tahun.
Orang Tua               : Ayahnya bernama RM. Sosroningrat, ibunya MA. Ngasirah
Suami                      : K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat (Bupati Rembang)
Anak                       : Soesalit Djojoadhiningrat, lahir pada 13 September 1904
Pendidikan              : di ELS (Europese Lagere School), sampai berumur 12 tahun.
Penghargaan           : Pahlawan kemerdekaan, diputuskan pada tanggal 2 Mei 1964, Nama RA                                                Kartini jadikan nama jalan di sejumlah kota besar Belanda, seperti Amsterdam,                                    Venlo serta Utrecht.

RA Kartini lahir di Jepara pada tanggal 21 April 1879 Dahulunya daerah ini adalah kekuasaan Hindia Belanda di Nusantara, saat ini masuk dalam propinsi Jawa Tengah. Raden Adjeng Kartini Djojo Adhiningrat ialah nama komplet RA Kartini. Dia datang dari keluarga bangsawan, ayahnya RM Sosroningrat ialah guru agama di Kota Jepara. Sesaat ibunya MA Ngasrih bukan keturunan bangsawan.

Sebab datang dari keluarga bangsawan, dia juga memperoleh pendidikan di sekolah bernama ELS (Eouropa Lagre Schoo) satu tingkat SD, sampai umur 12 tahun. RA Kartini mendapatkan banyak pengetahuan, diantaranya kuasai bahasa Belanda. Sesudah berumur 12 tahun, dia harus tinggal di rumah sebab telah dipingit.

Kisah singkat pernikahan R.A Kartini

RA Kartini ialah anak wanita paling tua dari 11 bersaudara kandung serta tiri, dia menikah dengan KRM Ario Singgih Djojo Adhiningrat pada tanggal 12 November 1903. Suami RA Kartini adalah Bupati Rembang yang sempat mempunyai tiga istri. Sesudah menikah dengannya, Kartini lalu membangun sekolah wanita di Rembang (tempatnya saat ini dipakai jadi Gedung Pramuka).

Satu tahun sesudah menikah, pas pada tanggal 13 September 1904 dia mempunyai anak yang dinamakan Soesalit Djojoadhiningrat. Tetapi sebab kuasa Allah, 4 hari sesudah melahirkan persisnya pada tanggal 17 September 1904 dia wafat. Almarhum RA Kartini disemayamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

Perjuangan R.A Kartini 

Riwayat Perjuangan R.A Kartini dimulai dari larangan meneruskan study pendidikan sesudah berusia 12 tahun, sebab fakta sudah dipingit. Dia juga sangat terpaksa tinggal di rumah sebab larangan dari ayahnya itu. Dari sini, Kartini mulai menulis surat pada rekan korespondensinya bernama Rosa Abendanon (dari Belanda). Lewat Abendanon, Kartini mulai membaca buku serta koran-koran Eropa yang mengetuk hatinya bagaimana wanita Eropa dapat berpikir maju. Sesaat waktu itu, wanita Indonesia (Hindia Belanda) ada pada strata sosial terendah. Tidak hanya buku serta koran, dia membaca majalah-majalah mengenai ilmu dan pengetahuan serta kebudayaan.

Pada perubahan seterusnya, Kartini lalu seringkali kirim beberapa surat atau tulisan pada majalah wanita Belanda De Hollandsche Lelie. Sebelum genap berumur 20 tahun, dia telah membaca buku-buku seperti De Stille Kraacht karya Max Havelaar & Van Eeden. Dia membaca beberapa surat cinta yang dikarang oleh Multatuli. Pada tanggal 12 November 1903 Kartini diminta menikah, dengan ketentuan akan membangun sekolah wanita. Dia lalu ingin dinikahkan dengan Bupati Rembang yang KRM Adipati Asio Singgih Djojo Adhiningrat. Sekolah wanita pada akhirnya dibangun untuk tingkatkan kualitas wanita waktu itu yang tidak bisa mendapatkan pendidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Biografi Bos Casino Terbesar, Sheldon Adelson

Biografi Bos Casino Terbesar, Sheldon Adelson Alduin Biography - Apa Anda penyuka judi? Berapa besar pengalaman Anda dalam bermain permaina...